- By
- 21 May 2024
- 521
Guru dan Siswa MAN 1 Ketapang Memeriahkan Hardiknas dengan Pakaian Adat Nusantara
Di tengah semangat memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), guru dan siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ketapang memukau dengan kehadiran mereka yang memakai pakaian adat Nusantara. Peristiwa bersejarah ini terjadi saat mereka menghadiri upacara resmi di kantor bupati Kabupaten Ketapang pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.
Dalam upacara tersebut, puluhan guru dan siswa dari MAN 1 Ketapang menampilkan keberagaman budaya Indonesia dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Nusantara. Mulai dari kebaya dan sarung hingga baju bodo dan ulos, warna-warni pakaian adat tersebut menciptakan suasana yang meriah dan penuh kebanggaan akan warisan budaya bangsa.
Kehadiran mereka dalam pakaian adat Nusantara ini juga menjadi wujud nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika, bahwa meskipun beragam, kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia. Para peserta upacara, termasuk pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat yang hadir, memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap inisiatif yang dilakukan oleh guru dan siswa MAN 1 Ketapang ini.
Menurut Kepala MAN 1 Ketapang, Bapak Chaidir, keputusan untuk mengenakan pakaian adat Nusantara dalam peringatan Hardiknas bukan hanya sekadar gaya, melainkan sebagai bentuk penghormatan terhadap keberagaman budaya Indonesia. "Kami ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa memahami dan menghargai budaya bangsa adalah bagian integral dari pendidikan," ujar beliau dengan penuh semangat.
Upacara Hardiknas tahun ini di Kabupaten Ketapang tidak hanya menjadi peringatan yang kental akan nilai-nilai pendidikan, tetapi juga sebagai ajang untuk merayakan keberagaman budaya. Kehadiran guru dan siswa MAN 1 Ketapang yang memukau dengan pakaian adat Nusantara menjadi inspirasi bagi semua orang untuk terus memperjuangkan dan melestarikan kekayaan budaya bangsa.
Dengan semangat ini, diharapkan bahwa peringatan Hardiknas tidak hanya menjadi seremoni formal belaka, tetapi juga momentum untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman bangsa Indonesia. Sebuah langkah kecil namun berarti dalam membangun masa depan pendidikan yang inklusif dan berbudaya. (WWW)